Seringkali kita bergurau tentang
Pengacara Djarum Super. ya, Pengangguran Banyak Acara Djarang di Rumah Suka Pergi. :)
begitulah pula keadaan saya dikala sekolah dulu. Dan mungkin setelah lulus SMA (
Madrasah Aliyah Al-Islam Jamsaren Surakarta) gelar "Pengacara Jarum Super" pun semakin melekat dan bahkan meningkat. hehe..
Meskipun aku masih ada aktivitas ikut beberapa kursus gratis (dari pemerintah). Namun tetap saja boleh dikatakan gelar "Pengacara Jarum Super" itu pun masih melekat. hmm.. cape' deh.. tak habis pikir awak.. pusing juga.. hehehe..
mungkin dari pagi sampai pagi, dari hari ke hari, bulan ke bulan, dlsb.. semua begitu datar.. (hmm.. ga juga sih :D)
jarang di rumah, tidur pun lebih sering di tempat teman (hmm.. mungkin karena itu sebuah pondok bertuliskan "ma'had tahfidz wa ta'limil qur'an" maka orang tuaku tidak pernah negatif thinking kepadaku, Alhamdulillah) meskipun disana aku juga ga ikutan ngapalin Qur'an, hehehe. Dan sudah barang tentu sebagai pengacara jarum super. Aku tak punya cukup uang :D. paling mentok juga dapat uang dari ikutan nyinom (semacam waiters di pernikahan). owgh iya. Alhamdulillah ada sedikit kerjaan, ya bantu-bantu teman lah.. ^_^ hihihi.. hmm.. jarang di rumah kalau dalam perantauan ke kota seberang sih ga papa.. lha ini ane masih di kota sendiri bahkan mungkin cuma lintas kampung atau kecamatan doang :D.
yang seharusnya aku sadari adalah dimana aku harus mensyukurinya. Ya, memang begitulah adanya. itu jalanku, jalan yang ku tempuh. Alhamdulillah ^_^ meskipun mungkin dari segi materi kita tak punya apa-apa. Namun di masa itu kita habiskan masa muda kita dengan sesuatu yang bermanfaat (insya Allah) kedepannya.
Terima kasih banyak buat teman-teman seperjuangan, sepertikaian (hehehe), senasib beda penanggungan, dan sudah barang tentu sepiring banyak yang makan :D.
kini rambutku sudah mulai memutih, entah memudar atau apa dan mengapa.
dan pada intinya, aku sangat bersyukur diperjumpakan dengan kalian semua. ya, kita berjumpa karena Allah, dan berpisah karena Allah, tentu saja benar-benar berpisah karena ajal pun juga karena Allah.
begitu pula dengan keluargaku, adik-adikku. Terima kasih atas kesabarannya melihat ulahku, semoga kedepan anak pertama ini dapat menjadi seorang insan yang bermanfaat bagi Agama, Keluarga, Saudara, Kampung, Kelurahan, Kecamatan, Kota, Provinsi, Negara dan Bangsa bahkan Dunia. hehehe.. amin.. Allahumma amin ^_^.
maaf kalau sekarang masih begini. ya, memang beginilah adanya. Yang penting kita semua masih diberi nikmat kesehatan, hidayah dan inayahnya. amin ya Rabb.. :)
Jakarta, 12 Februari 2011
seseorang yang merindukan kalian.
Muhammad Edi Sutanto.